Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Negeri Yogyakarta kembali menampilkan hasil karya terbaiknya dalam tugas Studio Perancangan Arsitektur 3 (StuPA 3). Tahun ini, tema perancangan difokuskan pada Homestay, sebuah akomodasi wisata yang semakin penting dalam mendukung perkembangan pariwisata lokal. Dalam tugas ini mahasiswa dilatih untuk merancang proyek nyata berkolaborasi dengan Komunitas Tresno Bumi sebagai pengelola proyek. 

Tiga karya berikut menjadi representasi kreativitas mahasiswa dalam mengolah tapak, merespon iklim, serta menghadirkan harmoni antara fungsi, estetika, dan nilai budaya.

1. Arsa Nala Homestay – “A Place Where Happiness Ignites”

Karya: Mas Vico Bimanyu Suparja

Arsa Nala berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna kebahagiaan batin (Arsa) dan semangat kehidupan (Nala). Filosofi ini diterjemahkan ke dalam desain homestay yang menekankan kenyamanan emosional, keterhubungan dengan alam, dan kehangatan interaksi manusia. Bangunan ini memadukan atap limasan dan pelana sebagai simbol tradisi Jawa, diperkaya dengan material kayu, batu, dan bukaan kaca modern. Zona ruang dibagi jelas menjadi publik, semi-publik, semi-privat, dan privat, menghadirkan pengalaman yang seimbang antara interaksi dan privasi.

2. Manunggaling Kawula lan Alam – Harmoni Manusia dan Alam

Karya: Rania C. B.

Desain ini berangkat dari filosofi Jawa “Manunggaling Kawula lan Alam”, yang memandang ruang bukan sekadar tempat tinggal, melainkan wadah penyatu manusia dengan alam. Homestay dirancang dengan mempertahankan vegetasi eksisting sebagai poros utama, dilengkapi ramp melingkar yang menjadi “pringgitan modern” untuk menghubungkan zona hunian, komunal, dan kriya. Elemen motif parang pada kisi dan railing menghadirkan bayangan dinamis, menegaskan identitas budaya lokal sekaligus estetika kontemporer

3. Loka Homestay – Ruang Tinggal dengan Sentuhan Lokal

Karya: Farel Iqbal A.

“Loka” berarti tempat atau dunia, menjadi dasar filosofi desain Loka Homestay sebagai tempat pelarian yang nyaman dan tenang. Konsep kontemporer ini memadukan unsur arsitektur Jawa dengan sentuhan modern, menghadirkan ruang komunal, kamar couple, hingga family room yang fungsional dan hangat. Keunikan homestay ini terletak pada penggunaan motif kawung dan parang sebagai secondary skin, serta detail wuwungan pada atap yang memperkuat identitas Jawa. Tata ruang juga dirancang dengan alur sirkulasi jelas untuk tamu, pengelola, dan kendaraan, sehingga pengalaman menginap lebih tertata.

Ketiga karya mahasiswa Stupa 3 ini menunjukkan bahwa arsitektur homestay tidak hanya soal fungsi akomodasi, tetapi juga sarana memperkuat identitas budaya, merespon lingkungan, dan menciptakan pengalaman wisata yang berkesan. Kreativitas mereka menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Arsitektur UNY siap berkontribusi dalam menghadirkan solusi desain yang inovatif dan kontekstual.